Bupati Sukabumi Soroti Layanan RSUD Palabuhanratu Lewat Inspeksi Mendadak

Sukabumimubarokah

banner 468x60

Sukabumimubarokah.id,– Asep Japar, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Palabuhanratu pada Kamis, 12 Juni 2025. Dalam video berdurasi 3 menit 20 detik yang beredar luas, ia tampak mengamati langsung berbagai persoalan pelayanan yang dinilainya belum optimal—termasuk lambannya penanganan pasien dan dugaan praktik internal yang mencoreng reputasi rumah sakit.

Sidak Bupati Sukabumi, Asep Japar, dilakukan secara menyeluruh, termasuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Di sana, Asep Japar—yang akrab disapa Asjap—menemukan seorang pasien yang telah dua hari menunggu tanpa kepastian ruang rawat.

banner 336x280

“Sudah berapa hari di sini?” tanya Asjap.

“Dua hari,” jawab pasien.

“Ini sudah dua hari ini, Pak. Kasihan ya,” ucapnya kepada petugas yang mendampinginya.

Asjap kemudian menggali informasi seputar layanan pasien peserta BPJS. Ia mengungkapkan keheranannya atas masalah yang kerap berulang di layanan tersebut.

“Yang menangani BPJS siapa? Dokter pelayanan mana? BPJS selalu ada masalah ya. Saya itu heran, kenapa BPJS di Palabuhanratu ini rame. Kita harus bisa menjelaskan setiap ada masalah,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa seharusnya publik sudah menyuarakan keprihatinan mereka melalui aksi terbuka/Demo.

“Bahkan harusnya hari ini sudah ada demo. Tolonglah kerja sama yang baik,” ucapnya lantang.

Transparansi dalam resep dan penyediaan obat menjadi sorotan berikutnya. Asjap meminta agar penjelasan terhadap pasien dilakukan secara utuh dan akurat.

“Ketika membuat resep, harus bisa dijelaskan secara detil. Saya minta kompak ya,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, ia menyampaikan dugaan kuat bahwa ada oknum internal yang secara sengaja merusak sistem pelayanan.

“Saya yakin di dalam ini ada ‘duri/Cucuk’—orang yang merusak lembaga kita dari dalam. Saya tidak mau seperti itu. Kumpulkan nanti semua dokter spesialis,” tambahnya.

Di bagian farmasi, ia menekankan pentingnya penyediaan obat yang lengkap agar pasien tidak harus membeli dari luar dengan risiko ketersediaan yang tidak pasti.

“Jangan sampai pasien dikasih resep, tapi harus ke apotek karena obatnya tidak ada. Jangan sampai pasien ke sini malah bayar.” Harapnya.

Dalam keterangannya kepada media, Asjap menegaskan bahwa tujuan sidak adalah mendorong perbaikan manajemen. Ia menolak keras jika ada pasien BPJS yang harus membeli obat secara mandiri.

“Itu konyol. Manajemen harus dibenahi. Tanggung jawab sebagai pelayan publik harus dirasakan oleh masyarakat. Citra rumah sakit dan pemerintah daerah juga harus dijaga. Kekompakan itu bukan hal yang sulit,” jelasnya.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed