Cikahuripan, Sukabumi — Di tengah kesibukannya sebagai Kepala Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Heri Suryana alias Jaro Midun menunjukkan bahwa kepemimpinan desa bukan hanya soal pembangunan fisik dan administrasi. Ia juga aktif memberikan tausiah dan pengajian rutin di Masjid di wilayah desanya, menjadi pembimbing spiritual bagi masyarakatnya.
Setiap pekan, Jaro Midun menyempatkan diri untuk duduk bersama warga, menyampaikan nilai-nilai keislaman, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial. Pengajian ini bukan sekadar ritual, tapi ruang refleksi dan penyatuan hati warga desa.
“Saya percaya, membangun desa bukan hanya soal jalan dan data. Tapi juga membangun jiwa, akhlak, dan semangat kebersamaan. Pengajian ini adalah bagian dari Sukabumi Mubarokah—desa yang berdaya, berbudaya, dan berkah,” ujar Jaro Midun.
Kepemimpinan yang Menyentuh Birokrasi dan Nurani
Sebagai kepala desa, Jaro Midun dikenal luas karena aksi nyata dan kepeduliannya. Ia pernah viral karena menjaminkan STNK pribadinya demi pengobatan warga yang tak memiliki KIS. Ia juga memastikan pembangunan desa ditentukan lewat musyawarah terbuka atau Musrenbangdes.
“Saya tidak ingin birokrasi desa hanya jadi meja dan stempel. Harus ada ruhnya. Ketika kita duduk bersama di masjid, kita bukan hanya bicara agama, tapi juga keadilan, pelayanan, dan rasa memiliki terhadap desa,” tambahnya.
Sukabumi Mubarokah: Dari Masjid ke Kantor Desa
Pengajian rutin ini menjadi ruang konsolidasi sosial. Warga menyampaikan aspirasi, berbagi cerita, dan memperkuat ikatan antar dusun. Dari masjid, lahir semangat gotong royong yang kemudian diterjemahkan ke dalam kebijakan desa.
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk ikut menjaga dan merawat hasil pembangunan yang telah kita bangun bersama. Jangan hanya menuntut, tapi mari kita rawat dan manfaatkan dengan rasa memiliki, berkah mubarokah,” tegas Jaro Midun.