Sukabumimubarokah.id, 13 Juli 2025 — Di tengah arus modernisasi dan kemajuan teknologi, masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi kembali menggelar Seren Taun ke-446 secara khidmat di Kampung Adat Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Tradisi sakral ini menjadi simbol rasa syukur atas hasil panen dan wujud harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Puncak acara ditandai dengan prosesi Ngampih Pare ka Leuit, yakni ritual memasukkan ikat padi hasil panen ke dalam lumbung adat (Leuit) Si Jimat. Prosesi yang sarat makna ini dipimpin langsung oleh Sesepuh Adat Kasepuhan Sinar Resmi, Abah Asep Nugraha.
“Acara ini bukan hanya warisan, tapi juga doa bersama agar masa depan penuh keberkahan,” ujar Abah Asep. “Tradisi ini merupakan pondasi kehidupan yang selaras dengan alam dan spiritualitas,” tutupnya.
Selain prosesi utama, rangkaian kegiatan budaya turut memeriahkan Seren Taun, seperti tumbuk padi, saresehan bersama baris olot kasepuhan, serta pertunjukan seni khas Sunda: dogdog lojor, gondang buhun, tari tani, rengkong, hingga karya seni para incu putu (generasi penerus adat).
Wakil Bupati Sukabumi, H Andreas, yang hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap pelestarian tradisi sebagai kekuatan bangsa.
“Salah satu bentuk kebanggaan bangsa adalah mempertahankan tradisi. Ini adalah fondasi ketahanan nasional yang sesungguhnya, karena tradisi mengikat persatuan di tengah keberagaman budaya,” tegasnya.
H Andreas juga mengungkapkan kekagumannya saat melihat padi berusia lebih dari 90 tahun yang masih tersimpan di leuit. Menurutnya, hal itu mencerminkan kearifan lokal yang mampu menjaga ketahanan pangan secara berkelanjutan.
“Ini bukti nyata kekayaan Indonesia. Menjaga tradisi artinya menjaga keseimbangan alam dan siklus pangan yang lestari,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ketahanan pangan yang dijalankan oleh masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi merupakan implementasi langsung dari Asta Cita Presiden RI.
“Kampung adat ini bisa menjadi model ketahanan pangan nasional. Karena itu, kami akan terus mendorong pengembangan infrastruktur di wilayah adat yang memiliki potensi strategis untuk ketahanan pangan,” katanya.
Di akhir sambutannya, H Andreas mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus melestarikan seni dan budaya sebagai kekuatan bangsa yang diakui secara global.
“Mohon doa agar kepemimpinan kami membawa berkah untuk Kabupaten Sukabumi. Mari kita jaga tradisi dan budaya sebagai benteng utama keutuhan NKRI,” tandasnya.