@matasosial Dedy Mulyadi langsung tanya Orang Tua Alm Raya #Sukabumimubarokah #matasosial RayaCacingan JabarIstimewa #KDM
Matasosial.com,- Dalam suasana haru di RSUD Al Ikhsan Bandung, Minggu (24/8/2025), Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) menyampaikan klarifikasi penting terkait kondisi orang tua almarhumah Raya (4), balita yang meninggal secara tragis dengan tubuh dipenuhi cacing gelang. Klarifikasi ini menjadi penyeimbang di tengah derasnya arus informasi keliru yang sempat menyebar luas dan menambah beban psikologis keluarga.
Klarifikasi Langsung Dengan Orangtua Alm Raya
Dedi menegaskan bahwa kabar yang menyebut ayah Raya menderita TBC dan ibunya mengalami gangguan jiwa adalah tidak benar. Informasi tersebut, menurutnya, berasal dari kesalahan komunikasi awal dengan pihak medis. Setelah bertemu langsung dengan keluarga, Dedi memastikan bahwa kedua orang tua Raya dalam kondisi sehat dan masih mampu bekerja.
“Keterangan saya sebelumnya berdasarkan cerita dokter yang menangani. Ternyata setelah saya cek langsung, orang tuanya sehat dan normal. Ayahnya hanya mengalami bronkitis, sedangkan ibunya menderita TBC, bukan gangguan jiwa,” tegas Dedi.
Meluruskan Stigma yang Menyesatkan
Pernyataan ini sekaligus membantah informasi dari sejumlah pihak, termasuk Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, yang sebelumnya menyebut kondisi mental orang tua Raya tidak sehat. Di hadapan keluarga, Dedi kembali menegaskan bahwa kabar tersebut tidak berdasar.
“Ini ayahnya bronkitis, ibunya TBC. Jadi tidak ada gangguan jiwa seperti yang diberitakan,” ujarnya.
Pesan Empati dan Dukungan Langsung
Dalam momen penuh empati, Dedi juga menyampaikan pesan khusus kepada ayah Raya, Udin, agar beristirahat dari pekerjaan demi memulihkan kesehatan. Ia bahkan menawarkan pekerjaan setelah Udin pulih, sebagai bentuk dukungan nyata dari pemerintah.
“Geus ayeuna mah ulah gawe heula, istirahat we 3 bulan mah. Mun cageur engké, tiasa kuli mencet di sayah,” tutur Dedi dengan gaya khas Sunda yang hangat.
Menghentikan Simpang Siur, Membangun Pemahaman
Kematian Raya telah mengguncang kesadaran publik tentang lemahnya pelayanan kesehatan dasar di pedesaan. Namun, simpang siur mengenai kondisi keluarganya justru memperkeruh suasana dan memunculkan stigma baru. Dedi menilai bahwa klarifikasi ini sangat penting agar keluarga tidak semakin tertekan oleh informasi yang salah.
“Keterangan harus jelas. Jangan sampai keluarga miskin yang sedang berduka malah distigma dengan kabar yang salah,” ujarnya.
Harapan Baru dari Pemerintah Provinsi
Dengan pernyataan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berharap masyarakat dapat memahami kondisi sebenarnya dan menghentikan penyebaran isu yang menyesatkan. Klarifikasi ini bukan hanya soal data, tetapi juga soal menjaga martabat keluarga yang sedang berduka.