Fulan dan Cacing-Cacing yang Tak Pernah Diundang

Sukabumimubarokah

banner 468x60

Di sebuah kampung yang tak tercantum di peta wisata, hiduplah seorang bocah bernama Fulan. Usianya empat tahun, tapi tubuhnya diperkirakan kurus seperti angka satu. Ia tinggal di bawah rumah panggung, bersama ayam, debu, dan harapan yang sudah lama pensiun.

mungkin bisa dikatakan Fulan tak pernah kenal sabun, apalagi imunisasi. Ia lebih akrab dengan tanah, air comberan, dan cacing-cacing yang masuk tanpa izin. Mereka tinggal di perutnya, bermain di ususnya, dan suatu hari, mereka mengadakan reuni besar-besaran di otaknya.

banner 336x280

“Maaf, Fulan. Kami cuma numpang hidup,” kata seekor cacing senior sambil melilit saraf.

Fulan tak menjawab. Ia hanya terbatuk, lalu diam. Rumah sakit pun menyambutnya, bukan sebagai warga negara, tapi sebagai ‘pasien tunai’. Karena Fulan tak punya identitas pendukung, atau bukti bahwa ia pernah dihitung oleh negara.

Di ruang IGD, dokter terkejut. “Ini bukan pasien, ini museum parasit!” katanya, sambil menarik cacing dari hidung Fulan.

Sementara itu, di balai desa, para pejabat sibuk rapat tentang lomba tumpeng dan seragam batik. “Kita harus tampil kompak di HUT RI ke 80,”  sambil mengabaikan laporan tentang anak yang meninggal karena cacingan.

Di media sosial, netizen mulai bersuara. “Miris banget,” tulis seorang selebgram sambil selfie dengan caption #PrayForFulan.

Lalu datanglah malaikat, bukan dengan sayap, tapi dengan suara yang menembus hati:

“Fulan bukan korban cacing. Ia korban kelalaian. Korban sistem yang sibuk menghitung anggaran tapi lupa menghitung anak-anak. Fulan tak butuh belas kasihan. Ia butuh perubahan.”

“Bangunkan desa dari tidur panjangnya. Buka posyandu, alirkan air bersih, ajarkan cinta lewat sabun dan pelukan. Jangan biarkan anak-anak tumbuh di kolong rumah, lalu dikubur tanpa pernah dihitung.”

Dan sejak hari itu, kampung yang tak tercantum di peta mulai menggambar ulang dirinya. Posyandu dibuka. Air bersih mengalir. Anak-anak mulai dihitung, bukan hanya saat pemilu/kampanye.

Fulan telah pergi. Tapi cacing-cacing itu kini kehilangan rumah. Dan kita, semoga tak kehilangan hati.

satir kehidupan di lorong kemerdekaan

Ruslan Raya/Mata Sosial

Cikakak, Rabu 20 Agustus 2025

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed