Sukabumi, 31 Agustus 2025 — Di antara lembah-lembah hijau Sukabumi yang menyimpan kisah-kisah kehidupan, terselip satu cerita tentang kepedulian yang menjelma nyata. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita, menunjukkan bahwa wakil rakyat bukan sekadar penyusun anggaran di ruang rapat, melainkan pelayan nurani yang hadir di tengah denyut kehidupan masyarakat kecil.
Gerak cepat—atau yang oleh warga disebut “gercep”—ditunjukkan politisi PKB ini setelah menerima laporan dari lapangan, melalui sosok Bibin, tentang kondisi dapur seorang janda lansia bernama Rukanah (60), warga Kampung Mariuk RT 03/02 Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan. Dapur reyot yang nyaris tak layak pakai menjadi saksi bisu perjuangan Rukanah bersama dua anak dan seorang cucunya.
Tanpa menunda waktu, Hamzah turun tangan langsung. Dalam kunjungannya, ia menyampaikan janji yang lahir dari kepedulian:
“Begitu saya menerima laporan dari Pak Bibin, saya langsung turun tangan. Insyaallah kita akan bangunkan dapur layak agar Bu Rukanah bersama anak dan cucunya bisa memasak dengan aman,” kata Hamzah, Minggu (31/8/2025).
Bagi Hamzah, menjadi wakil rakyat bukan hanya soal menyusun kebijakan, tetapi juga menyentuh kehidupan:
“DPRD tidak hanya mengurus anggaran di gedung dewan, tapi juga harus hadir dan merasakan kesulitan masyarakat kecil,” tegasnya.
Kabar baik itu pun sampai ke telinga Rukanah, yang menyambutnya dengan rasa syukur yang tak bisa disembunyikan:
“Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih atas bantuan ini. Semoga Allah membalas kebaikan Pak Hamzah,” ucapnya sambil menahan haru.
Warga sekitar turut menyambut langkah tersebut dengan semangat Sukabumi yang berbudaya dan penuh berkah. Ujang, salah satu warga, menyampaikan harapannya:
“Ini contoh nyata wakil rakyat yang benar-benar peduli. Mudah-mudahan jadi inspirasi bagi yang lain,” kata Ujang.
Di tengah tantangan zaman, Sukabumi terus melangkah Maju dan Unggul, bukan hanya lewat pembangunan fisik, tetapi melalui tindakan-tindakan kecil yang menyentuh jiwa. Dapur Rukanah bukan sekadar ruang memasak, melainkan simbol harapan yang dibangunkan oleh tangan yang peduli.
