Jakarta Barat, 29 Agustus 2025 — Di bawah langit Jakarta yang masih menyimpan jejak riuh demonstrasi, hadir sosok pemimpin dari tanah yang diberkahi: Bupati Sukabumi, H. Asep Japar, melangkah tenang dan penuh empati menuju Rumah Sakit Pelni. Tujuannya bukan sekadar kunjungan, melainkan panggilan nurani untuk menjenguk salah satu warganya, M. Umar Amarudin — pengemudi ojek online asal Cikidang, Kabupaten Sukabumi — yang tengah dirawat akibat luka yang diduga berasal dari tindakan aparat saat kericuhan di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, sehari sebelumnya.
Dalam suasana yang sarat haru dan kepedulian, Bupati Asep Japar menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas peristiwa yang menimpa warganya. Di sela kunjungan, beliau menuturkan dengan nada lembut namun tegas:
“Saya tentunya merasa prihatin atas peristiwa saat ini. Tentu sebagai kepala daerah saya datang memastikan kondisi warga atas nama Umar yang saat ini kondisinya sudah mulai membaik.”
Kehadiran sang bupati tidak hanya disambut hangat oleh keluarga korban, tetapi juga oleh jajaran manajemen RS Pelni yang menyambut dengan penuh penghormatan. Dalam momen tersebut, terjalin dialog kemanusiaan yang melampaui protokol — sebuah perwujudan nilai Sukabumi yang berbudaya dan penuh berkah.
Tak berhenti pada kata-kata, Bupati Asep Japar menyerahkan bantuan langsung dan memastikan bahwa seluruh biaya pengobatan Umar akan ditanggung hingga tuntas. Komitmen beliau pun meluas hingga ke proses pemulangan sang pengemudi ke kampung halaman tercinta di Cikidang.
“Insya Allah, nanti jika sudah diizinkan pihak rumah sakit untuk pulang, maka saya bantu biayanya,” ungkap beliau, dengan ketulusan yang mencerminkan semangat Sukabumi Maju dan Unggul.
Langkah ini bukan sekadar bentuk tanggung jawab administratif, melainkan cerminan jiwa kepemimpinan yang berakar pada kasih, budaya, dan keberkahan. Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, suara Sukabumi bergema — membawa pesan bahwa setiap warga adalah amanah, dan setiap luka adalah panggilan untuk hadir.