Tak Dapat Ruangan, Balita Satu Tahun di Sukabumi Meninggal di IGD palabuhanratu

Sukabumimubarokah

Kesehatan, Viral66 Views
banner 468x60

Sukabumi – Tangis keluarga pecah ketika Nadira (1), balita asal Kampung Babakan Astana, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengembuskan napas terakhirnya setelah tiga hari tiga malam bertahan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palabuhanratu. Harapan keluarga untuk mendapat ruang perawatan pupus karena ruangan penuh, hingga akhirnya Nadira meninggal di IGD.

Irwan, pemilik akun tersebut sekaligus relawan sosial di Desa Loji, menyebut Nadira masuk IGD dengan kondisi kritis namun tidak segera mendapat rujukan karena ruangan penuh.

banner 336x280

“Bayi itu sudah tiga hari tiga malam di IGD dan meninggal sekitar pukul 16.30 WIB. Keluarga sempat meminta bantuan, kondisinya membiru, kata dokter sebelumnya hanya batuk biasa. Tapi setelah pulang, malah makin parah,” ungkap Irwan kepada wartawan, Minggu (24/8/2025).

Irwan menilai ada kelalaian dalam pengambilan keputusan medis.

“Kalau ICU penuh, IGD penuh, seharusnya langsung dirujuk ke rumah sakit lain. Ini malah dibiarkan di IGD. Wabup Sukabumi juga menyayangkan kenapa tidak segera dirujuk. Ketika pasien sudah berbusa baru dilakukan rujukan, itu kan enggak etis,” tegasnya.

Peristiwa ini bahkan mendapat perhatian Wakil Bupati Sukabumi, H. Andreas, yang bersama Ketua Komisi II DPRD dari FPKB, Hamzah Gurnita, melakukan sidak langsung ke RSUD Palabuhanratu.

“Pihak IGD sudah berupaya maksimal, tapi memang ada satu hal yang disayangkan, kenapa tidak mengambil rujukan ke RS lain. Ke depan ini jadi bahan evaluasi agar tidak terulang,” kata Andreas saat ditemui usai sidak.

Sementara itu, pihak rumah sakit menyampaikan permintaan maaf dan berjanji melakukan evaluasi. Direktur RSUD Palabuhanratu, Rika Mutiara, menyebut pihaknya sudah menjadwalkan audit internal.

“Ini menjadi pembelajaran berharga untuk meningkatkan pelayanan. Kami turut berduka cita. Pasien ini bukan pasien baru, sebelumnya sudah pernah ditangani oleh dokter spesialis anak kami,” jelas Rika.
Terkait tudingan tidak segera merujuk pasien, Rika mengaku masih perlu klarifikasi dengan tim medis.

“Menurut keterangan kepala IGD, opsi rujukan sudah ditawarkan ke keluarga, tapi saya juga mendengar keluarga menyangkal. Karena itu kami akan rapat dengan tim untuk memastikan kronologi sebenarnya,” tegasnya.

Kasus Nadira kini jadi perhatian publik, khususnya soal pelayanan kesehatan dan ketersediaan fasilitas rumah sakit di Sukabumi.

N.A

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed