Sukabumimubarokah.id, — Di tanah yang dijaga oleh rimba, gunung, dan laut, Sukabumi tumbuh sebagai kabupaten yang kaya akan nilai, tradisi, dan harapan. Dari desa-desa yang bersahaja hingga pusat-pusat pertumbuhan baru, masyarakat Sukabumi terus melangkah dengan semangat Mubarokah—berkah yang bukan sekadar materi, tetapi juga ketenangan, keadilan, dan keberkahan hidup bersama.
Mubarokah bukan hanya doa, melainkan arah. Ia menjadi kompas dalam tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, pembangunan ekonomi, dan regenerasi kepemimpinan. Dalam semangat ini, Sukabumi berikhtiar menjadi kabupaten yang maju, unggul, berbudaya, dan berkeadilan, di mana setiap warga—dari Pajampangan hingga Cicurug—merasakan manfaat pembangunan yang merata.
Di tengah bentang geografis Kabupaten Sukabumi yang luas dan beragam, suara dari selatan kembali menguat. Tokoh pemuda Pajampangan, Ns. Asep Aripin, S.Kep., SH, menyuarakan dukungan tegas terhadap rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi Utara sebagai langkah strategis untuk memperkuat tata kelola pemerintahan dan pemerataan pelayanan publik.
“Sangat mendukung sekali Pamekaran Kabupaten Sukabumi Utara,” tegas Aripin saat dikonfirmasi, Minggu 19/10/2025.
menurut Aripin , Kabupaten Sukabumi saat ini mencakup 47 kecamatan, 381 desa, dan 5 kelurahan, dengan jumlah penduduk mencapai 2.889.139 jiwa per semester I tahun 2025. Berdasarkan data Konsolidasi Bersih (DKB) dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, komposisi penduduk terdiri dari 1.473.535 laki-laki dan 1.425.604 perempuan, dengan laju pertumbuhan 0,52% sejak semester II tahun 2024.
Dalam konteks pelayanan publik, Aripin menilai bahwa skala administratif yang begitu besar telah menimbulkan tantangan serius dalam distribusi layanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi. Ia menyampaikan dengan penuh keyakinan:
“Ini sudah waktunya pemekaran demi kepentingan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dan keadilan yang merata, baik pendidikan, infrastruktur, kesehatan, perekonomian, dan yang lainnya. Sehingga ketika pamekaran wilayah terjadi, maka keadilan sosial bagi seluruh masyarakat akan sangat bisa dicapai.”
Semangat Sukabumi Mubarokah menjadi landasan moral dan administratif dalam perjuangan ini. Pemekaran bukan sekadar pembentukan wilayah baru, melainkan ikhtiar untuk menghadirkan pelayanan yang lebih dekat, responsif, dan berkeadilan.
Aa Aripin juga menekankan pentingnya sinergi lintas elemen:
“Saya percaya dan yakin para tokoh pemuda, tokoh masyarakat, para elit politik baik tingkat kabupaten, provinsi, dan DPR RI bisa membantu memperjuangkannya dengan maksimal. Dengan dukungan penuh tersebut, Pemerintah Kabupaten Sukabumi akan sangat terbantu untuk proses pamekaran itu terwujud.”
Baginya, Suara dari Pajampangan ini bukan hanya aspirasi lokal, tetapi juga refleksi dari kebutuhan struktural dalam tata kelola wilayah. Di tengah semangat regenerasi dan pembangunan inklusif, pemekaran Sukabumi Utara menjadi simbol perjuangan keadilan pelayanan dan keberkahan pemerintahan yang berpihak pada rakyat.
