Ruslan Raya Mata Sosial: Psikologi Mubarokah dan HUT RI ke-80, Dari Sukabumi untuk Nusantara

Sukabumimubarokah

opini57 Views
banner 468x60

Delapan puluh tahun Indonesia merdeka bukan sekadar hitungan waktu. Ia adalah perjalanan jiwa bangsa—dari luka kolonial menuju harapan kolektif. Di tengah perayaan HUT RI ke-80, Mata Sosial mengajak kita menengok ulang: apa arti kemerdekaan dalam batin rakyat? Di sinilah Psikologi Mubarokah hadir sebagai lentera.

Keberkahan adalah ruh kemerdekaan. Ia bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi tentang bagaimana bangsa ini tumbuh dengan nilai, dengan cinta, dan dengan kejujuran sosial. Dalam politik, Psikologi Mubarokah mengingatkan bahwa kekuasaan sejati adalah pengabdian. Dalam birokrasi, ia menuntut pelayanan yang bukan hanya cepat, tapi juga ikhlas. Dalam humaniora, ia menghidupkan kembali relasi antar manusia yang saling asih dan saling asuh.

banner 336x280

Dalam pandangan Mata Sosial, kehidupan berbangsa dan bernegara bukan hanya soal sistem dan struktur, tapi soal jiwa kolektif yang hidup di dalamnya. Di sinilah lahir konsep Psikologi Mubarokah—sebuah cara pandang yang menempatkan keberkahan sebagai pusat kesadaran sosial, politik, dan kemanusiaan.

Keberkahan bukan sekadar hasil, tapi proses yang dijalani dengan niat baik, kejujuran, dan rasa hormat terhadap sesama. Dalam politik, Psikologi Mubarokah menolak pragmatisme kering. Ia mengajak pemimpin dan rakyat untuk berpolitik dengan hati, dengan nilai, dan dengan tanggung jawab spiritual terhadap masa depan bangsa.

Dalam ranah humaniora, Psikologi Mubarokah menghidupkan kembali nilai-nilai lokal: gotong royong, silih asah, silih asih, silih asuh. Ia menolak individualisme ekstrem dan mengajak kita kembali pada relasi yang manusiawi, penuh empati, dan saling menguatkan.

Di birokrasi, Psikologi Mubarokah menuntut pelayanan yang bukan hanya efisien, tapi juga tulus. Birokrasi bukan menara gading, tapi ladang pengabdian. Ketika aparatur negara bekerja dengan niat baik dan rasa cinta terhadap rakyat, maka sistem pun akan bergerak menuju keberkahan.

Dalam kehidupan sosial, Psikologi Mubarokah adalah ajakan untuk hidup selaras: antara manusia, alam, dan Tuhan. Ia mengingatkan bahwa kemajuan tanpa budaya adalah kehilangan arah. Maka, kearifan lokal—seperti adat Sunda yang menjunjung leuleus jeujeur, pageuh saget, harus menjadi fondasi dalam membangun Indonesia yang unggul dan bermartabat.

“Sukabumi Mubarokah” bukan sekadar slogan. Ia adalah visi hidup: bahwa bangsa besar adalah bangsa yang berjiwa besar, yang menjadikan keberkahan sebagai kedamaian koleftif.

HUT RI ke-80 — Dari Sukabumi untuk Nusantara.

Aa Ruslan Sutisn/Ruslan Raya Mata Sosial

Cikakak 16 Agustus 2025.

 

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed